Minggu, 16 November 2014

Kalimantan Utara... Tanjung Selor dan Tarakan...

The time for Action si now, it's never too late to do something-Antoine de Saint-Exupery. Ya, Quote di atas sepertinya cocok untuk mendeskripsikan blog saya. Late write and to start, sebenarnya niat sudah berkoban rutin menulis, eh ternyata tidak sempat, bahkan postingan saya kali ini mengenai perjalanan di Kalimantan Utara sudah lumayan lama kejadiannya. 
Perjalanan di Kalimantan Utara ini sendiri dilakukan ketika saya masih On the Job Training Kantor Perwakilan Kaimantan Timur. Selama OJT, saya sudah 2 kali melakukan perjalanan dinas ke provinsi ini beberapa bulan silam.
Pesawat ATR sebagai penghubung di Kalimantan - photo by Dickky

Tanjung Selor

Tepian Sungai Kayak photo by Dickky
 Tanjung Selor merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Bulungan yang merupakan ibukota dari salah satu provinsi termuda di Indonesia. Jangan bayangkan adanya gedung bertingkat atau ramainya kendaraan berlalu-lalang di sini, berdasarkan cerita dari salah satu pns di provinsi baru ini dikarenakan lahan yang lebih besar dari Kota Tarakan, membuat tempat ini dijadikan ibukota provinsi.
Sunset  di tepian Sungai Kayan -  photo by Dickky

Perjalanan di kota ini saya lakukan dengan cara berlari sore dari hotel mengitari kota dan menyisiri sungai Kayan. Kota ini sangat ramah bagi pelari karena jarangnya kendaraan yang berlalu lalang dan kondisi kota yang asri dan masih terlihat banyak pembenahan terhadap infrastruktur kota. Senja di Sungai Kayan pun tampak romantis dikarenakan sinar matahari tenggelam yang pas tegak lurus dengan sungai yang dapat memberikan sensasi tersendiri jika dibandingkan melihat matahari terbenam di Pantai atau Gunung.

Sungai Kayan - photo by Dickky
Di beberapa titik di sepanjang Sungai Kayan, tampak terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya mulai dari penjual durian dan lei (buah mirip durian khas Kalimantan), makanan, odong-odong dan lainnya. Bagi yang belum pernah merasakan buah lei, hal ini merupakan sensasi tersendiri dikarenakan buah ini merupakan buah yang mirip dengan buah durian dengan rasa yang berbeda.
Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Utara - photo by Dickky


Tarakan
Salah satu sudut Kota Tarakan - photo by Dickky

Kota Tarakan merupakan kota termaju di Provinsi Kalimantan Utara, infrastruktur di kota ini menurut pendapat saya sudah termasuk salah satu yang paling rapi di Indonesia. Hal ini dikarenakan secara historis, kota ini merupakan kota Minyak dan konon tempat ini adalah tempat pertama yang Jepang serang dalam merebut Indonesia dikarenakan minyak buminya yang terkenal murni.
Speed boat Tanjung Selor - Tarakan - photo by Dickky
Perjalanan dari Tanjung Selor ke Tarakan dapat dilalui menggunakan speed boat atau menggunakan pesawat. Saya sendiri melakukan perjalanan dengan menggunakan speed boat selama kurang lebih 2 jam. Speed boat tidak terlalu bergoncang dikarenakan gelombang sungai yang tidak setinggi arus lepas.
Perempatan Grand Tarakan Mall - photo by Dickky
Dibandingan dengan tetangganya, Tanjung Selor, Tarakan memiliki banyak hal yang belum dimiliki oleh Tanjung Selor, seperti Mall, Universitas, Bandara Internasional dan bahkan franchise restoran asing. Bapak Sofian Raga selaku Walikota Tarakan seingat saya pernah mengatakan bahwa Tarakan akan diarahkan menjadi kota transit di Kalimantan Utara, di mana kota ini akan menjadi pintu gerbang Provinsi Kalimantan Utara. Dari maksud tersebut tampak saya dapat menyimpulkan bahwa hal ini mungkin seperti Balikapan dan Samarinda di Kalimantan Timur, di mana Balikpapan sebagai kota Transit dan Samarinda sebagai pusat pemerintahan.
Rumah Bundar - photo by Dickky
Walaupun merupakan sebuah pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan, Tarakan memiliki kontur berbukit-bukit, sehingga menjadi tantangan sendiri bagi pelari untuk menikmati kota Tarakan. Di Tarakan sendiri terdapat beberapa obyek wisata seperti Pantai Amal, Mangrove, Rumah Bundar dan lain-lain. Dikarenakan letak dari obyek wisata ini lumayan dari satu ke tempat lainnya dan saya melakukan perjalanan dengan berlari pada sore hari, sehingga saya hanya sempat ke Rumah Bundar sebagai museum bersejarah di Kota Tarakan. Rumah bundar ini sendiri merupakan mess/barak dari tentara Australia saat berusaha mempertahankan Tarakan dari Jepang. Saat saya melakukan perjalanan ini, berhubung sudah sore maka rumah bundar sudah tutup, namun pada perjalanan saya berikutnya, saya dapat mengunjungi museum ini.
Toko Milo - Photo by Dickky

Yang paling unik dari oleh-oleh khas Tarakan adalah barang-barang dari Malaysia seperti Milo, Apollo dan lain-lain. Barang-barang ini kebanyakan masuk secara ilegal dari Malaysia, namun dikarenakan image oleh-oleh dari Tarakan adalah barang Malaysia sehingga masih banyak tampak toko-toko yang menjual barang khas Malaysia.
Terimnal Baru di Bandara Tarakan- Photo by Dickky
Bandara di Tarakan sendiri sudah merupakan Bandara Internasional di mana terdapat rute langsung ke Tawau Malaysia, dan saat ini bandara tersebut akan segera mengoperasikan terminal barunya yang jauh lebih modern daripada terminal yang saat ini difungsikan.
Islamic Center Tarakan - photo by Dickky
Di antara kemegahan tersebut yang menurut saya menjadi kurang pas adalah masalah pemeliharaan, memang pembangunan dapat berjalan dengan baik, secara spesifikada satu tempat yang saya rasa kurang pemeliharaan yakni Islamic Center yang sudah megah berdiri namun nampak di beberapa temboknya terdapat retak-retak. Jadi mungkin ke depannya alangkah baiknya jika pemeliharaan merupakan hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembangunan. Dan hal ini tidak hanya terjadi di Tarakan, tetapi banyak saya temui di wilayah Indonesia yang lain.